Contoh Storytelling Untuk Penulisan Presentasi yang Efektif Tahun 2024 | Tips dari Penulis Profesional

Presenting

Tuan Vu 05 April, 2024 6 min merah

Mencari contoh bercerita (alias contoh presentasi naratif)? Kita membutuhkan cerita seperti halnya udara dalam presentasi. Kita dapat menggunakannya untuk menunjukkan pentingnya suatu topik. Kita bisa memperkuat perkataan kita dengan kisah hidup.

Melalui cerita, kami berbagi wawasan dan pengalaman berharga. Jika kita mengingat aturan komposisi, yang menyatakan bahwa sebuah presentasi memiliki awal, tengah, dan akhir, kita akan melihat bahwa bagian-bagian yang sama sering kali berisi cerita.

Daftar Isi

Ringkasan

Apa 4 prinsip utama mendongeng?Karakter, konteks, konflik, dan kreasi.
Apa saja 4 jenis bercerita?Penceritaan tertulis, penceritaan lisan, penceritaan visual, dan penceritaan digital.
Sekilas cerita.

Apa itu Mendongeng?

Contoh Mendongeng
Contoh Mendongeng

Bercerita adalah seni menceritakan sesuatu dengan menggunakan cerita. Ini adalah cara komunikasi di mana informasi, ide, dan pesan disampaikan melalui narasi peristiwa atau karakter tertentu. Bercerita melibatkan menciptakan cerita yang menarik, yang bisa nyata atau fiksi. Mereka digunakan untuk menghibur, mendidik, membujuk, atau menginformasikan khalayak.

Dalam ilmu kehumasan (PR), ada istilah “pesan”. Ini adalah perasaan yang disampaikan oleh pembuat berita. Itu harus mendapat tempat yang kuat di benak penonton. Suatu pesan dapat diulangi secara terang-terangan atau disampaikan secara tidak langsung melalui alegori atau kejadian dalam kehidupan.

cerita adalah cara yang bagus untuk menyampaikan "pesan" Anda kepada audiens Anda.

Bercerita dalam Pengenalan Presentasi

Bercerita adalah salah satu contoh bercerita yang paling umum digunakan dan sederhana untuk presentasi. Ini adalah cerita dimana presenter menyebutkan permasalahan problematis yang akan dibahas selanjutnya. Seperti yang sudah Anda sadari, kisah-kisah ini diceritakan di awal. Setelah presentasi, pembicara menceritakan kembali sebuah kasus yang baru saja dia temui, yang dengan jelas mengidentifikasi masalah yang sesuai dengan topik presentasinya.

Ceritanya mungkin tidak melewati semua elemen kurva dramaturgi. Sebenarnya hanya itu saja persemaian yang darinya kita mengembangkan tema pidato. Cukup memberi permulaan, bukan keseluruhan kasus, yang di dalamnya persoalan (konflik) ditampilkan. Namun pastikan untuk mengingat kembali ke tema.

Contoh: "Suatu ketika, pada suatu akhir pekan, jauh di malam hari, atasan saya memanggil saya untuk bekerja. Saat itu saya tidak tahu akibat apa yang akan terjadi jika saya tidak datang... Mereka berkata singkat ke telepon: "Mendesak! Keluar!" Saya kira kita harus menyelesaikan masalah dan menyerahkan masalah pribadi saya demi perusahaan [<- bermasalah]. Dan hari ini, saya ingin berbicara dengan Anda tentang bagaimana orang mengembangkan komitmen terhadap nilai dan kepentingan perusahaan [< - topik presentasi, bundel]..."

Bercerita dalam Isi Presentasi

Cerita itu bagus karena membantu pembicara menjaga perhatian audiens. Kami senang mendengarkan cerita yang mengajarkan sesuatu atau menghibur kami. Jadi, jika Anda memiliki presentasi yang panjang (lebih dari 15-20 menit), ambillah “istirahat” di tengah-tengah dan ceritakan sebuah cerita. Idealnya, cerita Anda tetap terhubung dengan alur presentasi. Akan sangat bagus jika Anda berhasil menghibur penonton dan menarik kesimpulan yang berguna dari cerita secara bersamaan.

Bercerita di Penutup Presentasi

Apakah Anda ingat apa yang harus ada di akhir presentasi? Ringkasan, pesan, dan seruan. Pengisahan cerita yang sesuai dengan pesan dan meninggalkan “rasa sisa” yang tepat untuk memperkuat kata-kata yang dikirimkan kepada audiens sangatlah tepat. 

Biasanya, pidato-pidato inspiratif disertai dengan kalimat "...dan jika bukan karena... (pesan)." Dan kemudian, tergantung pada ide utamanya, gantikan pesan Anda dengan titik-titik tersebut. Misalnya: "jika bukan karena: pelajaran bertahan hidup di alam liar/kemampuan bernegosiasi/produk dari pabrik kami..."

5 Tips Menggunakan Storytelling Dalam Presentasi

Menggunakan pengisahan cerita dalam presentasi sangat meningkatkan efektivitas dan daya ingatnya. Berikut 5 tip untuk melakukannya:

  • Identifikasi pesan utama. Sebelum Anda mulai mengembangkan cara bercerita untuk presentasi Anda, kenali pesan atau tujuan utama yang ingin Anda sampaikan kepada Anda target audiens. Ini akan membantu Anda fokus pada cerita yang ingin Anda sampaikan untuk lebih menekankan maksud Anda.
  • Buat karakter. Sertakan karakter dalam cerita Anda yang dapat dikenali atau diempati oleh penonton. Ini bisa berupa orang sungguhan atau karakter fiksi, namun penting agar karakter tersebut berkaitan dengan topik Anda dan dapat mencerminkan masalah atau situasi yang Anda bicarakan.
  • Susun cerita Anda. Bagilah cerita Anda menjadi beberapa tahap yang jelas: pendahuluan, pengembangan, dan kesimpulan. Ini akan membantu membuat cerita Anda mudah dicerna dan menarik. Jika Anda memiliki kekhawatiran dalam membagi presentasi atau menulis langkah tertentu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Penulis Esai akan membantu dengan kebutuhan konten apa pun.
  • Tambahkan elemen emosional. Emosi membuat cerita lebih menarik dan berkesan. Sertakan aspek emosional dalam cerita Anda untuk melibatkan audiens dan mendapatkan reaksi dari mereka.
  • Ilustrasikan dengan contoh konkrit. Gunakan contoh nyata untuk mengilustrasikan ide dan pesan Anda agar lebih persuasif dan jelas. Ini akan membantu audiens lebih memahami bagaimana pesan Anda diterapkan dalam praktik.

Menginvestasikan waktu dalam mengembangkan penyampaian cerita yang berkualitas bisa sangat membantu.

teks alternatif


Mulai dalam hitungan detik.

Mencari template presentasi hasil survei? Daftar gratis dan ambil yang Anda inginkan dari pustaka template!


Ke awan ️

Kesimpulan Pada Contoh Mendongeng

Ingat, cerita yang diceritakan dengan baik tidak hanya memberikan informasi tetapi juga menginspirasi dan membujuk. Hal ini meninggalkan kesan yang mendalam, menjadikan presentasi Anda bukan sekadar serangkaian fakta dan angka, melainkan sebuah pengalaman yang akan diingat dan dihargai oleh audiens Anda. Jadi, saat Anda memulai upaya penulisan presentasi berikutnya, rangkullah kekuatan bercerita dan saksikan pesan Anda menjadi nyata, tinggalkan kesan mendalam pada audiens Anda.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apa pentingnya bercerita dalam penulisan presentasi?

Bercerita dalam penulisan presentasi sangat penting karena membantu melibatkan audiens, membuat konten Anda mudah diingat, dan menyampaikan informasi kompleks dengan cara yang dapat dipahami dan dipahami. Hal ini memungkinkan Anda terhubung dengan audiens secara emosional, membuat pesan Anda lebih berdampak dan persuasif.

Apa contoh terbaik bagaimana cara bercerita dapat digunakan dalam presentasi bisnis?

Bayangkan Anda sedang memberikan presentasi penjualan untuk produk baru. Daripada hanya mencantumkan fitur dan manfaat, Anda bisa mulai dengan berbagi kisah sukses pelanggan. Jelaskan bagaimana salah satu pelanggan Anda menghadapi masalah serupa dengan apa yang mungkin dihadapi audiens Anda, lalu jelaskan bagaimana produk Anda memecahkan masalah mereka, sehingga menghasilkan peningkatan efisiensi dan profitabilitas. Pendekatan ini menggambarkan nilai produk dan beresonansi dengan audiens secara pribadi.

Bagaimana saya dapat menggabungkan penyampaian cerita ke dalam presentasi saya secara efektif?

Pengisahan cerita yang efektif dalam presentasi melibatkan beberapa elemen kunci. Untuk contoh penceritaan yang bagus, pertama-tama, identifikasi pesan utama atau kesimpulan yang ingin Anda sampaikan. Kemudian, pilih cerita relevan yang selaras dengan pesan Anda. Pastikan cerita Anda memiliki awal, tengah, dan akhir yang jelas. Gunakan detail yang jelas dan bahasa deskriptif untuk memikat indera audiens Anda. Terakhir, kaitkan cerita tersebut dengan pesan utama Anda, dengan menekankan pesan utama yang Anda ingin diingat oleh audiens Anda. Latih penyampaian Anda untuk memastikan presentasi yang lancar dan menarik.