Dalam dunia profesional, ada keahlian khusus yang benar-benar dapat membuat perbedaan: menjadi ahli menerima umpan balik. Baik dalam tinjauan kinerja, saran rekan kerja, atau bahkan kritik klien, umpan balik adalah kunci untuk membuka potensi Anda.
Dalam blog Dalam posting ini, kita akan membahas seni menerima umpan balik di tempat kerja – keterampilan yang dapat mengubah jalur karier dan memberdayakan Anda. Mari kita bahas bagaimana Anda dapat belajar tidak hanya menerima umpan balik, tetapi juga menggunakannya untuk membuat diri Anda lebih hebat dalam pekerjaan Anda.
Ringkasan
Jenis kuis terbaik untuk menerima masukan? | Pertanyaan terbuka |
Apa kata lain dari umpan balik? | Response |
Jenis kuis apa yang harus saya gunakan untuk membuat survei pelanggan? | Mcq |
Daftar Isi
- Apa itu Menerima Umpan Balik?
- Mengapa Beberapa Orang Tidak Suka atau Takut Menerima Masukan?
- Panduan Untuk Menerima Umpan Balik Tanpa Menjadi Defensif
- Final Thoughts
- Pertanyaan Umum (FAQ)
Kenali pasangan Anda lebih baik! Siapkan survei online sekarang!
Gunakan kuis dan permainan di AhaSlides untuk membuat survei yang menyenangkan dan interaktif, untuk mengumpulkan opini publik di tempat kerja, di kelas atau selama pertemuan kecil
🚀 Buat Survei Gratis☁️
Apa itu Menerima Umpan Balik?
Menerima umpan balik adalah cara Anda mendengarkan, menyerap, dan menerima informasi, pendapat, atau evaluasi tentang kinerja, perilaku, atau pekerjaan Anda dari orang lain. Ini adalah alat yang berharga untuk pengembangan pribadi dan profesional karena mengungkapkan kekuatan, kekurangan, dan tempat untuk perbaikan.
Umpan balik dapat datang dari berbagai sumber, termasuk supervisor, rekan kerja, teman, dan bahkan pelanggan. Penting untuk membantu Anda memahami cara orang memandang perilaku Anda dan bagaimana Anda dapat membuat perubahan positif.
Mengapa Beberapa Orang Tidak Suka atau Takut Menerima Masukan?
Merasa tidak nyaman atau takut menerima masukan adalah pengalaman yang wajar dan tersebar luas. Mari kita telusuri beberapa alasan di balik reaksi ini:
- Pengalaman buruk di masa lalu. Jika seseorang pernah dikritik atau dihakimi dengan kasar di masa lalu, mereka mungkin takut hal itu terjadi lagi.
- Takut dihakimi. Masukan bisa terasa seperti serangan pribadi, dan bisa membuat orang merasa defensif atau tidak cukup baik. Ketakutan ini seringkali bermula dari keinginan untuk mempertahankan citra diri yang positif dan melindungi harga diri.
- Merasa rentan. Bayangkan ini seperti membuka kotak rahasia yang berisi barang-barang bagus dan tidak terlalu bagus di dalamnya. Beberapa orang tidak menyukai perasaan itu.
- Tidak percaya pada diri mereka sendiri. Orang dengan rasa percaya diri yang rendah mungkin takut terhadap umpan balik karena mereka menganggapnya sebagai penegasan keraguan mereka. Mereka mungkin merasa bahwa mereka dianggap tidak kompeten seperti yang mereka kira, sehingga menimbulkan perasaan tidak aman.
Panduan Untuk Menerima Umpan Balik Tanpa Menjadi Defensif
Mendapatkan umpan balik bisa seperti mendapatkan peta harta karun untuk pengembangan diri. Namun terkadang, kita merasa defensif. Jangan khawatir, inilah panduan Anda:
1/ Taklukkan Hambatan Mental:
Perjuangan yang paling menantang sering kali terjadi dalam pikiran kita. Oleh karena itu, langkah pertama melibatkan pengembangan pola pikir berkembang, yang merupakan fondasi penting untuk menyerap masukan secara objektif. Temukan pendekatan ini dalam latihan berikut:
- Jeda dan Bernapas: Luangkan waktu sejenak. Napas dalam-dalam membantu Anda tetap tenang.
- Dengarkan Dulu: Dengarkan apa yang dikatakan. Ini bukan tentang Anda, tapi tindakan Anda.
- Tetap Penasaran: Mengajukan pertanyaan. Pahami sudut pandang mereka. Ini seperti potongan puzzle.
- Tidak Ada Balasan Instan: Hindari membentak kembali. Biarkan meresap sebelum bereaksi.
- Perasaan Terpisah: Umpan Balik ≠ Serangan. Ini untuk pertumbuhan, bukan penilaian.
- Bersyukur dan Renungkan: Hargai umpan baliknya. Nanti pikirkan cara menggunakannya.
2/ Minta Umpan Balik:
Memulai jalur pertumbuhan termasuk mencari umpan balik. Ambil langkah berani ini untuk memanfaatkan kekuatannya:
- Masukan Undangan: Jangan ragu—mintalah umpan balik. Keterbukaan Anda memicu wawasan berharga.
- Pilih Waktu yang Tepat: Temukan momen yang tepat bagi kedua belah pihak untuk terlibat dalam dialog konstruktif.
- Tentukan Fokus: Arahkan percakapan ke area tertentu, sehingga memungkinkan adanya umpan balik yang ditargetkan.
- Mendengarkan Aktif: Perhatikan baik-baik. Seraplah wawasan yang dibagikan, tanpa menyela.
- Klarifikasi dan Jelajahi: Carilah kejelasan jika diperlukan. Selami lebih dalam untuk memahami sepenuhnya sudut pandang.
3/ Renungkan:
Merefleksikan umpan balik merupakan langkah penting dalam proses menerima umpan balik secara efektif. Hal ini melibatkan meluangkan waktu untuk mempertimbangkan dengan matang masukan yang Anda terima, menganalisis validitas dan relevansinya, lalu memutuskan bagaimana Anda dapat menggunakannya untuk meningkatkan keterampilan dan kinerja Anda.
4/ Ubah Umpan Balik menjadi Tindakan:
Tentukan langkah-langkah konkrit yang selaras dengan umpan balik. Susun strategi perbaikan praktis dengan tujuan yang dapat dicapai. Sikap proaktif ini menunjukkan dedikasi Anda terhadap pertumbuhan pribadi dan profesional.
Ingat, ubah masukan menjadi alat untuk perbaikan. Memanfaatkannya untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kinerja, sehingga mendorong Anda maju.
5/ Ungkapkan Rasa Terima Kasih:
Terlepas dari sifat umpan baliknya, ucapkan terima kasih kepada orang yang memberikannya. Mengungkapkan rasa terima kasih menunjukkan bahwa Anda menghargai masukan mereka dan berkomitmen untuk melakukan perbaikan terus-menerus.
Berikut adalah beberapa contoh:
- Kritik yang baik: "Terima kasih telah menyoroti ketelitian saya dalam proyek ini. Kata-kata baik Anda memotivasi saya untuk mempertahankan tingkat dedikasi dalam pekerjaan saya."
- Kritik Konstruktif: "Saya menghargai wawasan Anda mengenai presentasi saya. Masukan Anda pasti akan membantu saya menyempurnakan penyampaian saya dan terhubung lebih baik dengan audiens."
6/ Berlatih Welas Asih:
Tawarkan kebaikan pada diri Anda sendiri saat memberikan masukan. Pahami bahwa tidak ada orang yang sempurna; kita semua berevolusi. Rangkullah rasa welas asih, pandanglah umpan balik sebagai bahan bakar pertumbuhan, bukan ukuran nilai diri.
Untuk wawasan mendalam tentang pemberian umpan balik, jelajahi komprehensif kami Bagaimana Memberikan Umpan Balik Secara Efektif. Pelajari seni memberikan masukan berharga untuk meningkatkan kolaborasi dan pertumbuhan.
Final Thoughts
Saat menerima umpan balik, kita bisa belajar dari kesalahan kita dan meningkatkan keterampilan kita. Kita juga bisa mendapatkan wawasan tentang bagaimana orang lain memandang kita dan bagaimana kita bisa berkomunikasi dan berkolaborasi dengan lebih baik.
Dan jangan lupakan itu AhaSlides memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kita dalam menerima umpan balik. Memanfaatkan AhaSlides' fitur interaktif, kita dapat terlibat dalam diskusi dinamis, dan pertemuan menerima masukan dari berbagai sudut pandang, serta menyempurnakan kemampuan kita dalam menyerap dan memanfaatkan masukan secara efektif!
Pertanyaan Umum (FAQ)
Apa contoh menerima umpan balik?
Bayangkan Anda baru saja memberikan presentasi di tempat kerja. Kolega Anda mendekati Anda setelahnya dan berkata, "Kerja bagus pada presentasi Anda! Poin Anda jelas, dan Anda melibatkan audiens dengan baik. Teruskan kerja bagus Anda!"
Apa cara yang baik untuk menerima umpan balik?
Cara yang baik untuk menerima umpan balik meliputi: mengatasi hambatan mental, meminta umpan balik, melakukan refleksi dengan tujuan, mengubah umpan balik menjadi tindakan, mengungkapkan rasa syukur, dan mempraktikkan Self-Compassion.
Apa yang dimaksud dengan menerima umpan balik?
Menerima umpan balik adalah cara Anda mendengarkan, menyerap, dan menerima informasi, pendapat, atau evaluasi tentang kinerja, perilaku, atau pekerjaan Anda dari orang lain.
Ref: Keputusan Bijaksana | Memang