Dalam webinar terbaru kami, tiga pakar membahas tantangan terbesar yang dihadapi para presenter saat ini: gangguan dari audiens. Berikut adalah hal-hal yang kami pelajari.
Jika Anda pernah melakukan presentasi di depan ruangan yang penuh dengan wajah-wajah yang teralihkan—orang-orang yang sibuk dengan ponsel mereka, mata mereka kosong, atau pikiran mereka jelas-jelas melayang ke tempat lain, Anda pasti tahu betapa frustrasinya hal itu. Itulah mengapa kami menyelenggarakan "Mengatasi Otak yang Teralihkan".
Dipandu oleh Ian Paynton, Direktur Merek AhaSlides, webinar interaktif ini mempertemukan tiga pakar terkemuka untuk membahas krisis yang secara rutin dihadapi oleh 82.4% presenter: gangguan perhatian audiens.
- Temui Panel Pakar
- Krisis Pengalihan Perhatian: Apa yang Ditunjukkan oleh Penelitian
- Dr. Sheri All tentang Ilmu Perhatian
- Neil Carcusa tentang Kesalahan Terbesar Seorang Presenter
- Hannah Choi tentang Mendesain untuk Semua Otak
- Strategi-Strategi Utama yang Dibagikan Selama Webinar
- Tiga Kesimpulan Akhir dari Panel
Temui Panel Pakar
Panel kami menampilkan:
- Dokter Sheri All – Neuropsikolog yang berspesialisasi dalam fungsi kognitif dan perhatian
- Hannah Choi – Pelatih fungsi eksekutif yang bekerja dengan pembelajar neurodivergen
- Neil Carcusa – Manajer pelatihan dengan pengalaman bertahun-tahun dalam presentasi di lini depan.
Sesi itu sendiri mempraktikkan apa yang dikhotbahkan, menggunakan AhaSlides untuk menampilkan word cloud secara langsung, sesi tanya jawab, jajak pendapat, dan bahkan undian berhadiah untuk menjaga keterlibatan peserta sepanjang acara. Tonton rekamannya di sini.
Krisis Pengalihan Perhatian: Apa yang Ditunjukkan oleh Penelitian
Kami membuka webinar dengan membagikan temuan mengejutkan dari studi penelitian AhaSlides terbaru kami yang melibatkan 1,480 profesional. Angka-angka tersebut menggambarkan gambaran yang suram:
- 82.4% Sebagian besar presenter melaporkan gangguan rutin terhadap audiens.
- 69% percaya bahwa rentang perhatian yang berkurang berdampak pada produktivitas sesi.
- 41% Sebagian besar pendidik di perguruan tinggi mengatakan bahwa gangguan berdampak negatif terhadap kepuasan kerja mereka.
- 43% Para pelatih perusahaan melaporkan hal yang sama.
Apa yang menyebabkan semua gangguan ini? Para peserta mengidentifikasi empat penyebab utama:
- Multitasking (48%)
- Notifikasi perangkat digital (43%)
- Kelelahan akibat layar (41%)
- Kurangnya interaktivitas (41.7%)
Dampak emosionalnya juga nyata. Para presenter menggambarkan perasaan "tidak kompeten, tidak produktif, kelelahan, atau tidak dianggap" ketika menghadapi audiens yang tidak memperhatikan.

Dr. Sheri All tentang Ilmu Perhatian
Dr. All memulai diskusi para ahli dengan pembahasan mendalam tentang bagaimana perhatian sebenarnya bekerja. Seperti yang dijelaskannya, "Perhatian adalah gerbang menuju ingatan. Jika Anda tidak menangkap perhatian, pembelajaran tidak akan mungkin terjadi."
Dia membagi perhatian menjadi tiga komponen penting:
- Memperingatkan – Bersiap menerima informasi
- Orientasi – Memfokuskan perhatian pada hal-hal yang penting
- Kontrol eksekutif – Mempertahankan fokus tersebut secara sengaja
Kemudian muncullah statistik yang mengejutkan: Selama 25 tahun terakhir, rentang perhatian kolektif telah menurun dari sekitar dua menit menjadi hanya 47 detikKita telah beradaptasi dengan lingkungan digital yang menuntut peralihan tugas secara terus-menerus, dan otak kita telah berubah secara mendasar sebagai akibatnya.

Mitos Multitasking
Dr. All membantah salah satu kesalahpahaman yang paling umum: "Multitasking adalah mitos. Otak hanya dapat fokus pada satu hal dalam satu waktu."
Apa yang kita sebut multitasking sebenarnya adalah peralihan perhatian yang cepat, dan dia menguraikan konsekuensi seriusnya:
- Kita membuat lebih banyak kesalahan
- Performa kita melambat secara signifikan (penelitian menunjukkan efek yang mirip dengan gangguan akibat ganja)
- Tingkat stres kita meningkat secara drastis.
Bagi para presenter, hal ini memiliki implikasi penting: Setiap detik yang dihabiskan audiens Anda untuk membaca slide yang penuh teks adalah detik yang tidak mereka gunakan untuk mendengarkan Anda berbicara.
Neil Carcusa tentang Kesalahan Terbesar Seorang Presenter
Neil Carcusa, berdasarkan pengalaman pelatihannya yang luas, mengidentifikasi apa yang menurutnya merupakan jebakan paling umum yang sering dialami para presenter:
"Kesalahan terbesar adalah berasumsi bahwa perhatian hanya perlu ditangkap sekali saja. Anda perlu merencanakan pengalihan perhatian sepanjang sesi Anda."
Poin yang disampaikannya sangat berkesan bagi audiens. Bahkan orang yang paling antusias pun akan kehilangan fokus—pada email yang belum dibaca, tenggat waktu yang semakin dekat, atau sekadar kelelahan mental. Solusinya bukanlah kalimat pembuka yang lebih baik; melainkan merancang presentasi Anda sebagai serangkaian hal yang menarik perhatian dari awal hingga akhir.
Carcusa juga menekankan bahwa pelatihan harus diperlakukan sebagai sebuah pengalaman yang didorong oleh interaktivitas, bukan sekadar sebagai transfer informasi. Ia mencatat bahwa energi dan kondisi pembicara secara langsung memengaruhi audiens melalui apa yang disebutnya sebagai "efek cermin"—jika Anda tidak fokus atau kurang berenergi, audiens Anda juga akan demikian.

Hannah Choi tentang Mendesain untuk Semua Otak
Hannah Choi, seorang pelatih fungsi eksekutif, menawarkan apa yang mungkin merupakan perubahan perspektif terpenting dari seluruh webinar:
"Ketika seseorang mudah teralihkan perhatiannya, masalahnya sering kali terletak pada lingkungan atau desain presentasi—bukan pada kekurangan karakter orang tersebut."
Alih-alih menyalahkan penonton yang teralihkan perhatiannya, Choi menganjurkan prinsip desain inklusif yang bekerja dengan cara kerja otak sebenarnya, terutama otak neurodivergen. Pendekatannya:
- Mendukung fungsi eksekutif dengan struktur yang jelas.
- Berikan petunjuk arah (beritahu orang-orang ke mana mereka harus pergi)
- Bagilah konten menjadi bagian-bagian yang mudah dikelola.
- Ciptakan keamanan psikologis melalui prediktabilitas.
Saat Anda mendesain untuk otak yang paling kesulitan dalam hal perhatian dan fungsi eksekutif (seperti mereka yang memiliki ADHD), Anda menciptakan presentasi yang bekerja lebih baik untuk semua orang.

Tentang Slide dan Bercerita
Choi sangat menekankan pentingnya desain slide. Ia menjelaskan bahwa para presenter harus cukup memahami konten mereka untuk menyampaikannya sebagai sebuah cerita, dengan slide berfungsi sebagai ilustrasi—gambar-gambar menarik dan poin-poin penting—bukan sebagai "novel."
Slide yang terlalu banyak kata-kata menciptakan gangguan karena memaksa audiens untuk beralih antara mendengarkan dan membaca secara verbal, yang tidak dapat dilakukan otak secara bersamaan.
Strategi-Strategi Utama yang Dibagikan Selama Webinar
Sepanjang sesi, para panelis membagikan strategi spesifik dan praktis yang dapat langsung diterapkan oleh para presenter. Berikut adalah poin-poin pentingnya:
1. Rencana untuk Mengatur Ulang Perhatian
Daripada menarik perhatian sekali di awal, berikan jeda yang disengaja setiap 5-10 menit menggunakan:
- Statistik atau fakta yang mengejutkan
- Ajukan pertanyaan langsung kepada audiens.
- Aktivitas interaktif singkat
- Transisi topik atau bagian yang jelas
- Pergeseran energi yang disengaja dalam penyampaian Anda
Para panelis mencatat bahwa alat-alat seperti AhaSlides dapat mengubah potensi gangguan (ponsel) menjadi alat keterlibatan melalui jajak pendapat langsung, awan kata, dan tanya jawab—memanfaatkan perangkat untuk partisipasi daripada melawannya.
2. Hilangkan Slide yang Terlalu Banyak Kata-kata
Poin ini berulang kali diangkat oleh ketiga panelis. Ketika Anda menempatkan paragraf pada slide, Anda memaksa otak audiens untuk memilih antara membaca (pemrosesan verbal) dan mendengarkan Anda (juga pemrosesan verbal). Mereka tidak dapat melakukan keduanya secara efektif.
Rekomendasinya: Gunakan slide sebagai ilustrasi dengan gambar yang menarik dan poin-poin singkat yang minimal. Kuasai konten Anda dengan baik sehingga dapat menceritakannya sebagai sebuah kisah, dengan slide sebagai penanda visual.
3. Sisipkan Jeda (untuk Anda dan Audiens Anda)
Hannah Choi sangat menekankan hal ini: "Istirahat bukan hanya untuk penonton—istirahat melindungi stamina Anda sebagai presenter."
Rekomendasinya:
- Batasi durasi setiap blok konten maksimal 15-20 menit.
- Variasikan format dan gaya di seluruh proses.
- penggunaan kegiatan interaktif sebagai jeda alami
- Sertakan waktu istirahat untuk buang air kecil atau besar untuk sesi yang lebih panjang.
Seorang presenter yang lelah memancarkan energi rendah, yang menular. Lindungi diri Anda untuk melindungi keterlibatan audiens Anda.
4. Manfaatkan Efek Cermin
Perhatian itu menular, para panelis sepakat. Energi, kepercayaan diri, dan kesiapan Anda secara langsung memengaruhi tingkat keterlibatan audiens Anda melalui apa yang disebut Neil sebagai "efek cermin."
Jika Anda tampak tidak fokus, audiens Anda akan merasa cemas. Jika Anda tidak siap, mereka akan kehilangan minat. Tetapi jika Anda percaya diri dan bersemangat, mereka akan lebih memperhatikan.
Kuncinya? Latih materi Anda. Kuasai dengan baik. Ini bukan tentang menghafal—ini tentang kepercayaan diri yang muncul dari persiapan.
5. Buat Konten yang Relevan Secara Pribadi
Panel tersebut menyarankan untuk mendesain dari perspektif audiens Anda. Atasi masalah spesifik mereka dan hubungkan konten dengan tujuan dan tantangan nyata mereka menggunakan contoh yang relevan.
Konten generik akan menarik perhatian generik. Ketika orang melihat diri mereka sendiri dalam konten Anda, gangguan akan menjadi jauh lebih sulit.
Tiga Kesimpulan Akhir dari Panel
Saat webinar berakhir, setiap panelis menyampaikan satu pemikiran terakhir untuk disampaikan kepada para peserta:
Dr. Sheri All: "Perhatian itu mudah hilang."
Terimalah kenyataan ini dan rancanglah sesuai dengan itu. Berhentilah melawan neurologi manusia dan mulailah bekerja sama dengannya.
Hannah Choi: "Jaga diri Anda sebagai seorang presenter."
Anda tidak bisa memberi dari cangkir yang kosong. Kondisi Anda secara langsung memengaruhi kondisi audiens Anda. Prioritaskan persiapan, latihan, dan manajemen energi Anda.
Neil Carcusa: "Kegagalan perhatian bukan karena orang-orang tidak peduli."
Ketika audiens Anda teralihkan perhatiannya, itu bukan masalah pribadi. Mereka bukan orang jahat, dan Anda bukan presenter yang buruk. Mereka adalah manusia dengan otak manusia di lingkungan yang dirancang untuk mudah teralihkan perhatiannya. Tugas Anda adalah menciptakan kondisi agar mereka dapat fokus.





